by

Praktisi Kampung Garam Kebumen Tertarik Hasil Rancangan TPMD Mahasiswa Teknik UMS

Akuntabel.id, SOLO – Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan presentasi hasil sebagai bagian dari tugas akhir mata kuliah Tugas Perancangan Multi Disiplin (TPMD) dengan memaparkan rancangan-rancangan yang telah mereka lakukan kepada mitra. Pada acara pembukaan presentasi yang dilaksanakan di Gedung H Fakultas Teknik, Rabu (26/7/2023).

Dekan FT UMS Rois Fatoni dalam sambutannya mengatakan, jika para mahasiswanya diberi kesempatan untuk mengeksplor ide dengan menunjukkan sisi inovatif dan kreatifnya.

“Ketika anak-anak muda diberi kesempatan, maka mereka akan menghasilkan karya-karya yang beyond our expectation. Jadi jauh melampaui harapan kami,” kata Rois Fatoni.

Menurutnya, dengan diberi bimbingan, petunjuk, dan motivasi, mahasiswa akan menunjukkan inovasi dan kreativitasnya. Karakter tersebut adalah salah satu karakter yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing. Sehingga melalui mata kuliah TPMD yang diikuti oleh 133 mahasiswa FT UMS, diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan.

“TPMD ini adalah bagian dari upaya kami di FT UMS untuk senantiasa secara setahap demi setahap meningkatkan kualitas pendidikan,” ujarnya.

Di Indonesia, mata kuliah serupa TPMD baru ada di Institut Teknologi Bandung (ITB). Menurut Dekan FT UMS itu, hal tersebut dikarenakan jika akan melakukan multi disiplin ini cukup sulit koordinasinya, apalagi di perguruan tinggi negeri. Selain itu, dia juga menyampaikan melalui TPMD diharapkan akan berkontribusi pada karir profesional mereka di masa yang akan datang.

Sementara itu, Wakil Dekan 1 FT UMS sekaligus dosen pengampu dari mata kuliah TPMD Ir., Mochamad Solikin, menerangkan, bahwa mahasiswa di FT UMS yaitu Arsitektur, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil yang mengambil mata kuliah TPMD berkolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan dari para mitra.

“Jadi multi disiplinnya itu adalah multi disiplin di FT, di FT kan ada 6 prodi. Nah itu kita bentuk dalam kelompok kemudian kita ajak ke mitra, kemudian di sana mereka melihat permasalahan yang ada di mitra, kemudian mencoba memberikan solusi,” terangnya.

Dia menyebut, terdapat lima mitra yang diuntungkan dari rancangan para mahasiswa UMS yakni, Kampung Edukasi Garam di Kebumen, Percetakan Bintang Jaya Grafika di Solo, MI Muhammadiyah Mojogedang, SD Muhammadiyah Program Khusus Baturan, dan SMP Muhammadiyah 7 Bayat, Klaten.

Rancangan tersebut menarik Budi Santoso dari mitra Kampung Wisata Edukasi Garam yang berlokasi di Desa Tlogopragoto, Kecamatan Mirit, Kebumen. Dia mengaku tertarik dengan rancangan yang ditawarkan oleh para mahasiswa, salah satunya adalah rancangan dari kelompok 12 yang menawarkan, aistem monitoring pengolahan garam tunnel, yang memanfaatkan pemanas elektrik dan energi terbarukan berbasis IoT.

“Kalau pakai heater otomatis untuk waktu kita lebih efisien. Makanya itu yang perlu kita pertimbangkan pada pembiayaan,” ungkap Budi.

Praktisi dari Kampung Garam tersebut berharap bisa menindaklanjuti rancangan temuan mahasiswa UMS itu dan dapat berdiskusi lebih dalam dengan kelompoknya untuk pertimbangan lainnya. Dengan memanfaatkan heater, proses penguapan garam berbasis Internet of Things (IoT) dapat membantu pengusaha dalam memantau suhu dan cuaca tunnel secara real time, serta mengontrol heater dari jarak jauh dengan menggunakan smartphone. Bagi perusahaan, sistem yang dibangun ini dapat meningkatkan hasil produksi garam secara efektif pada kondisi cuaca buruk sekalipun.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terbaru