by

Datangi DPRD Solo, Pedagang Pasar Mebel Menangis Tolak Relokasi

Solo – Sejumlah pedagang Pasar Mebel Solo melakukan audiensi di Kantor DPRD Kota Solo, Selasa (18/1/2022). Dihadapan perwakilan komisi 2 DPRD Solo, para pedagang mengutarakan keluh kesahnya, yang akan di relokasi ke kawasan eks Bong Mojo, Jebres.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Mebel, Sutarmi mengatakan, para pedagang menolak direlokasi ketempat yang baru. Sebab mereka khawatir dengan adanya relokasi ini justru akan mematikan penjualan mereka.

“Kami masih memiliki cicilan bank dan dealer, tolong dipikirkan. Kami disana mencari sesuap nasi. Apalagi masih ada beban sekolah,” katanya.

Usahanya tersebut sudah dirintis selama 50 tahun dan secara turun menurun. Namun, selama 3 tahun terakhir, pedagang merasa jual-beli di Pasar Mebel sedang lesu.

Di Pasar Mebel Solo sendiri ada 85 kios, 11 oprokan yang diisi 60 pedagang, dan memiliki sekitar 200 orang pekerja. Namun saat ini Pemkot Solo berencana akan menjadikan lokasi Pasar Mebel sebagai sentra industri kecil menengah (IKM).

“Kalau itu dibangun IKM, dan kami disuruh pindah, kami menolak. Gedung ikm dibangun mewah untuk siapa? Padahal kami juga rakyat,” ucapnya.

Sutarmi masih mempertanyakan perubahan rencana detailed engineering design (DED), dari yang dikonsep FX Rudi Hadyatmo. Di era Rudi, pasar Mebel Solo hanya akan direnovasi, namun di era kepimpinan Walikota Gibran Rakabuming Raka, DED berubah, dan pedagang akan dipindah.

“Sebelum pandemi ada rencana Pasar Mebel dibangun dengan DED Pak Rudi. Setelah pembangunan rampung kami kembali lagi. Lalu kemarin kami diajak audiensi dengan Disdag, dan DED berubah,” imbuhnya.

Sambil menangis, salah satu pedagang Pasar Mebel, Nuning mengaku jika dirinya terkejut saat mengetahui pedagang akan dipindahkan.

“Apalagi kalau kami dipindahkan ke pasar darurat (kawasan Pasar Legi), kami akan mati secara pembeli,” ucapnya.

Ketua Komisi III DPRD Solo sekaligus pemimpin audiensi Honda Hendarto menyampaikan, pembangunan IKM tersebut menggunakan anggaran dari kementrian. Terkait dengan keluhan para pedagang tersebut, ia mengaku akan menyampaikan ke Walikota dan Wakil Walikota.

“Dulu di era pak Rudi mau dibangun centra mebel. Namun anggaran belum cair, dan terjadi pergantian Walikota. Karena adanya pergantian kepemimpinan, anggaran tersebut di setujui tapi dengan konsep yang berbeda,” tandasnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terbaru