Akuntabel.id, SOLO – Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi menerima kedatangan Menteri Toleransi dan Koeksistensi Uni Emirat Arab (UEA), HH Sheikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan di kediamannya di Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, di hari ketiga usai purna tugas, Rabu (23/10/2024). Sheikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan bersama rombongannya tiba di kediaman Jokowi yang berada di Jalan Kutai 1, pada sekitar 13.15 WIB.
Tampak Jokowi menyambut kedatangan mereka, dengan mengenakan baju batik lengan panjang warna cokelat. Pertemuan berlangsung di dalam kediaman Jokowi tersebut secara tertutup.
Sekitar satu jam kemudian, tampak rombongan Menteri UEA itu keluar dari dalam rumah bersama Jokowi. Tak lama para tamu itu pun meninggalkan tempat itu.
Diwawancarai wartawan seusai pertemuan, Jokowi membenarkan bahwa yang berkunjung ke kediamannya hari itu adalah dari Menteri Toleransi dan Koeksistensi dari UEA. Ia menjelaskan kedatangan menteri tersebut ke Solo untuk meninjau Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dan proyek pembangunan Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia di kawasan Solo Technopark (STP).
“Tadi Menteri UEA Toleransi dan Hidup Berdampingan (Syeikh Nahyan Mubarak Al Nahyan) mengunjungi Masjid Raya Sheikh Zayed dan RS jantung, yang beliau sumbangkan (hibah UEA) ke Solo,” kata Jokowi.
Ia menyebut setelah berkunjung kedua lokasi itu, Syeikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan mampir berkunjung ke kediamannya itu.
“Berkunjung ke Solo, kemudian mampir ke rumah, ini tidak ada yang lain. Ya biasa (ngobrol). Sudah kenal lama beliau senior dengan keluarga kerajaan UEA,” kata dia.
Disinggung mengenai progres pembangunan RS Kardiologi Emirates-Indonesia, Jokowi hanya menyebut rumah sakit itu dibangun dari kolaborasi APBD dan APBN serta bantuan luar atau hibah dari UEA.
“Saya kira mempercepat pembangunan di Kota Solo,” ucap dia.
Sementara itu terkait rencana kerja sama lain dengan UEA, Jokowi mengaku tidak mengetahuinya karena saat ini sudah menjadi rakyat biasa. Ia pun meminta agar pertanyaan itu ditanyakan ke pemerintah.
“Ya nggak tahu. Saya kan sudah jadi rakyat, tanyakan ke pemerintah pemerintah. Pemerintah daerah, pemerintah pusat. Jangan tanyakan ke saya dong. Saya kan hanya rakyat biasa,” ujarnya.
Saat ditanya apakah akan menjembatani kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan UEA, ia mengatakan ada banyak pejabat untuk melakukan itu.
“Kan pejabat banyak,” tandas dia.
giqryd