Akuntabel.id, SOLO – Memiliki wajah glowing, putih dan halus menjadi impian para wanita. Namun banyak dari mereka tidak sabar dengan proses alias inginnya instan.
Proses yang instan tak luput dari bahan kimia yang terkandung di dalam kosmetik itu, salah satunya adalah mercuri. Akibat sering digunakannya produk yang sudah tercampur mercuri tersebut, angka kasus penyakit kulit naik dari tahun ke tahun.
“Banyak kasus penyakit kulit yang terjadi karena salah penggunaan kosmetik, itu terjadi karena keinginan cantik tanpa memahami aturan pakai kosmetik, tanpa tahu kandungan bahan kosmetik, inginnya efek instan. Padahal dampak buruknya juga cepat. Wajah lebih cepat kering, lebih cepat tua, dan parahnya bisa terkena kanker,” ucap Dr dr Renni Yuniati SpKK FINSDV FAADV, dokter spesialis kulit RS Kariadi, Semarang, dalam talk show kulit sehat tanpa obat, di Solo Paragon Mall, Sabtu (18/6/2022) malam.
Menurutnya, glowing bisa jadi terkelupasnya jaringan kulit, sehingga terlihat mulus dan putih. Hal tersebut karena dipaksakan melakukan regenerasi yang seharusnya terjadi alamiah sempurna setiap 14 hari.
“Konsumen bingung karena banyak pilihan dan cenderung melihat iklan endorse perempuan cantik yang memang sudah cantik. Ini yang harus diedukasi, bahwa cantik boleh tapi harus sehat,” ungkap dr Renni yang juga dosen Fakultas Kedokteran UNDIP.
Fenomena lain saat ini yakni banyak remaja putri dan putra yang bermake up atau melakukan perawatan wajah belum waktunya. Padahal kondisi tersebut mempengaruhi kesehatan dan regenerasi kulit. Selain itu menjadi kecanduan, cirinya diketahui saat berhenti menggunakan cream, muka langsung rusak, bisa merah atau bruntusan.
“Kandungan mercuri pada kosmetik memang tidak bisa diketahui kasat mata, harus di cek laborat. Jangan ragu untuk melaporkan BPOM bila melihat indikasi ada merkuri atau bahan berbahaya, indentitas pelapor juga aman,” terangnya.
Sebagai dokter kulit, dia mengaku prihatin dengan keadaan tersebut. Sehingga ia menaruh harapan agar masyarakat paham dan teredukasi mengenai kosmetik yang sehat, tanpa campuran obat.
Saat ini konsumen dihadapkan pada banyak pilihan kosmetik, baik menggunakan brand lokal maupun dari luar negeri. Konsumen harus jeli dengan komposisi bahan yang digunakan. Hal tersebut demi keamanan dan kesehatan.
“Ada ratusan bahan alami yang bisa menyehatkan dan membuat kulit jadi cantik. Selama ini saya sudah meneliti sedikitnya 180 bahan, yang kemudian saya wujudkan dalam bentuk kosmetik, Munkos, brand milik saya,” terangnya.
Diakui Dr Renni, Muntira Kosmetik atau Munkos tercipta dari keprihatinannya masih maraknya penyakit yang disebabkan karena kosmetik yang salah. Muntira Kosmetik sendiri sudah ada sejak 12 tahun lalu. Namun baru resmi berijin dan beredar tahun 2021.
“Kami pastikan seluruh bahannya alami dan sesuai takaran yang diperbolehkan.” Imbuh dr Renni yang juga menjabat Humas IDI Jateng,” ungkapnya.
Muntira Skin Care berada di Kudus dan memiliki peralatan kesehatan wajah yang lengkap. Selain penjualan produk di klinik skin care, juga merambah ke pasar online. Bahkan hingga kini sudah ada 49 jenis produk dari Muntira Skin Care ini.
Produk Munkos cukup lengkap, mulai dari day cream, serum, facial foam, toner, cleanser, lip cream, lipstik, body whitening, loose powder, juga produk untuk bayi dan produk haji series.
“Yang paling laris adalah baby series dan brightening, untuk produk haji juga banyak digunakan tidak hanya saat jemaah haji tapi juga untuk jemaah umroh,” tandasnya.
PT Munkos membuka peluang usaha bagi masyarakat untuk berbisnis dalam jaringan muntira kosmetik. Pabrik Munkos ada di Kudus, Jawa Tengah. Untuk menjadi distributor, agen atau reseller bisa menghubungi nomor whatsapp 082138025410, pt.munkos@gmail.com atau akun instagram @pt_munkos. Untuk pemasaran wilayah Solo di Apotik Jamsaren, Solo.
Comment