by

Polres Klaten Tetapkan 2 Tersangka Pimpinan Khilafatul Muslimin

Klaten – Polres Klaten menetapkan dua tokoh Khilafatul Muslimin wilayah Jawa Tengah (Jateng) menjadi tersangka. Kedua tersangka berinisial IM dan SW kini juga sudah dilakukan penahanan.

“Untuk tersangka yang kami amankan yang pertama berinisial IM. IM ini merupakan pemimpin atau amir wilayah Jawa Tengah. Yang kedua saudara SW, ini adalah amir quro atau ketua cabang wilayah Klaten,” ujar Kapolres Klaten AKBP Eko Prasetyo saat konferensi pers di Mapolres Klaten, Jumat (10/6).

Kapolres menegaskan, kedua tersangka terancam pasal 14 ayat 1 dan atau pasal 15 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan Hukum pidana dan atau Pasal 107 Jo 53 KUHP.

“Ancaman hukumannya maksimal 20 tahun penjara atau seumur hidup,” katanya.

Kapolres mengatakan, kelompok Khilafatul Muslimin Klaten ini melakukan aksinya pada hari Minggu (29/5/2022) dengan konvoi sepeda motor yang berjumlah kurang lebih 50 orang.

Dari kegiatan tersebut Polres Klaten kemudian bertindak cepat dengan menggeledah empat lokasi kantor Khilafatul Muslimin di Klaten dan dua rumah pengurus. 4 orang saksi juga dilakukan pemeriksaan.

“Barang bukti yang kami amankan antara lain foto dan video rekaman konvoi, 2 buah pamflet berisi maklumat nasehat fan himbauan, buku-buku, 2 printer, 2 laptop, 1 CPU, 3 rim brosur maklumat, kuitansi setoran dana, kuitansi pembuatan KTA, dokumen Khilafatul Muslimin serta struktur organisasi,” ujarnya.

Dia mengatakan, pihaknya sudah meminta pendapat ahli agama terkait isi pamflet yang disebarkan oleh kelompok Khilafatul Muslimin. Dinyatakan bahwa Khilafatul Muslimin tidak memberikan dalil secara utuh terkait khilafah.

“Itu tidak diberikan secara utuh, secara teoritis, secara khusus maupun umum terkait khilafah. Sehingga jika orang membaca isi pamflet tersebut akan tergiring opini maupun persepsinya untuk tujuan tertentu yaitu pembentukan negara khilafah.

Menurutnya, Khilafatul Muslimin di Klaten sudah memulai kegiatan sejak tahun 2009. Anggotanya saat ini berkisar antara 400 sampai 500 orang. Mereka merekrut dengan cara mengiming-imingi kehidupan yang lebih sejahtera dan kemerdekaan.

“Sebenarnya sudah kita deteksi namun dulu kegiatannya masih tertutup terus. Saat ini mereka mulai terbuka. Kami belum mengetahui motifnya seperti apa, namun kita terus melakukan pendalaman,” ujarnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terbaru